Difference between revisions of "Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVII KESUCIAN"
m (Text replace - " * Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA * Saddharma Pundarika Sutra: BAB II UPAYA KAUSALYA * Saddharma Pundarika Sutra: BAB III PERUMPAMAAN * Saddharma Pundarika Sutra: BAB IV SASARAN YANG TEPAT * [[Saddharma Pundarika ) |
|||
(One intermediate revision by the same user not shown) | |||
Line 283: | Line 283: | ||
==Read Further== | ==Read Further== | ||
− | |||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB II UPAYA KAUSALYA]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB III PERUMPAMAAN]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB IV SASARAN YANG TEPAT]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB V PERBANDINGAN DENGAN TANAMAN]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB VI RAMALAN TENTANG YANG AKAN TERJADI]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB VII RASA TAAT DAN BHAKTI DI JAMAN DAHULU]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB VIII RAMALAN TENTANG 500 ORANG BHIKSU]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB IX RAMALAN TENTANG ANANDA, RAHULA DAN 2000 BHIKKU]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB X DHARMA DUTA ( PENGKHOTBAH)]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB X DHARMA DUTA ( PENGKHOTBAH)]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XI MUNCULNYA SEBUAH STUPA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XI MUNCULNYA SEBUAH STUPA]] | ||
Line 295: | Line 302: | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVIII PAHALA BAGI PARA PENGANUT HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVIII PAHALA BAGI PARA PENGANUT HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIX PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIX PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | ||
− | |||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XX BODHISATVA SADAPARIBHUTA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XX BODHISATVA SADAPARIBHUTA]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXI KEKUATAN GHAIB SANG TATHAGATA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXI KEKUATAN GHAIB SANG TATHAGATA]] | ||
Line 305: | Line 311: | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVII KISAH RAJA CAHAYA GEMILANG]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVII KISAH RAJA CAHAYA GEMILANG]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVIII NASEHAT SANG BODHISATVA SAMANTABADRA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVIII NASEHAT SANG BODHISATVA SAMANTABADRA]] | ||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
{{R}} | {{R}} |
Latest revision as of 16:02, 26 August 2013
Pada saat itu, ketika persidangan agung mendengar sabda Sang Buddha bahwa sampai sedeinikianlah jumlah kalpa dan panjang masa hidupNya, maka beribu mahluk hidup yang tanpa hitungan jumlahnya memperoleh manfaat yang besar.
Kemudian Yang Maha Agung bersabda kepada Sang Bodhisatva-Mahasatva Maitreya “Wahai Ajita, ketika Aku maklumkan jangka hidup Sang Tathagata itu, maka 68 ratus ribu koti nayuta urnat yang banyak¬nya seperti pasir sungai-sungai Gangga, mendapatkan penetapan untuk tidak terlahir kembali. Lagi, para Bodhisatva-Mahasatva yang jumlahnya seribu kali lebih banyak, telah mencapai kekuatan dharani dari pende¬ngaran dan pemeliharaan Hukum. Lagi, para Bodhisatva¬-Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-atom dari sebuah dunia telah mencapai kemampuan diskusi yang fasih dan tidak meragukan lagi. Lagi, para Bodhisatva-¬Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-atom dari sebuah dunia telah mencapai ratusan ribu koti dharani perubahan yang tak terhingga. Lagi, para Bodhisatva-¬Mahasatva yang jumlahnya seperti jutaan dunia telah mampu memutar roda Hukum yang tidak pernah surut. Lagi, para Bodhisatva-Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-atom dari jutaan dunia sedang telah mampu memutar roda Hukum suci. Lagi, para Bodhisatva¬-Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-atom dari jutaan dunia kecil, setelah kelahiran yang kedelapan akan mencapai Penerangan Agung. Lagi, para Bodhisat¬va-Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-atom empat dunia dari empat benua, sesudah kelahiran yang keempat akan mencapai Penerangan Agung. Lagi, para Bodhisatva-Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-¬atom tiga dunia dari empat benua, sesudah kelahiran yang ketiga akan mencapai Penerangan Agung. Lagi, para Bodhisatva-Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-atom dua dunia dari empat benua, sesudah kela¬hiran yang kedua akan mencapai Penerangan Agung. Lagi, para Bodhisatva-Mahasatva yang jumlahnya seperti atom-atom sebuah dunia dari empat benua, sesudah satu kelahiran akan mencapai Penerangan Agung. Lagi, para umat yang jumlahnya seperti atom-atom dari delapan dunia, telah terilhami untuk menca¬pai Penerangan Agung.”
Setelah Sang Buddha selesai mengisahkan tentang para Bodhisatva-Mahasatva yang telah memperoleh kemanfaatan yang besar dari Hukum itu, kemudian dari atas langit bertaburan bunga-bunga mandarava dan maha mandarava yang tersebar diatas ratusan ribu koti para Buddha yang tanpa bilangan yang sedang duduk diatas tahta-tahta singa dibawah pohon-pohon permata. Bebungaan itu juga tersebar diatas Sang Sakyamunli Buddha dan Sang Tathagata Prabhutaratna yang telah lama moksha dimana pada saat itu Beliau duduk dida¬lam stupa dari 7 Benda Berharga, dan bebungaan itu juga tertabur diatas seluruh Bodhisatva-Bodhisatva agung serta diatas kelompok dari keempat kumpulan. Tertabur juga dedupaan dari kayu cendana yang baik, kayu gaharu dan lain-lainnya. Diatas angkasa genderang¬-genderang kasurgan bertabuhan sendiri dengan gaung yang nyaring dan merdu dan dari sana bertaburan pula ribuan ragam pakaian-pakaian surga, dan di segala penjuru bergelantungan kalung-kalung, kalung-kalung permata, kalung-kalung manik, dan kalung-kalung mutiara indah. Anglo-anglo pedupaan dari aneka perma¬ta yang sedang membakar dupa yang tiada tara, bergerak kemana saja semaunya sendiri, untuk menghormati persidangan agung itu.
Diatas masing-masing Buddha, para Bodhisatva meme¬gang tirai-tirai dengan susunan yang satu diatas yang lainnya, menjulang keatas sampai mencapai surga kabrahman. Semua para Bodhisatva ini menyanyikan lagu-lagu pujian dengan suara yang indah untuk memuja para Buddha.
Kemudian Sang Bodhisatva Maitreya bangkit dari tempat duduknya dan menutup pundak kanannya dengan sopan, mengatupkan kedua tangannya kearah Sang Buddha dan berkata dalam syair :
“Sang Buddha telah mengkhotbahkan Hukum yang aneh
Yang belum pernah kita dengar sebelumnya.
Betapa besarnya kekuasaan Yang Maha Agung
Dan masa hidupNya tak dapat dibayangkan.
Putera-putera Buddha yang tak terhitung jumlahnya,
Mendengarkan Yang Maha Agung secara terperinci
Mengisahkan mereka yang telah memperoleh manfaat Hukum,
Semuanya terpenuhi rasa suka cita.
Sementara orang bertabah hati didalam tingkatan yang tidak pernah surut,
Sementara ada yang telah mencapai dharani,
Beberapa telah mencapai kefasihan yang tidak meragukan,
Atau menguasai ribuan koti perubahan,
Terdapat para Bodhisatva yang jumlahnya seperti atom-atom
Dari jutaan dunia besar,
Masing-masing dari mereka mampu memutar
Roda Hukum yang tidak pernah surut.
Dan para Bodhisatva yang jumlahnya seperti atom-atom
Dari jutaan dunia sedang,
Masing-masing dari mereka mampu memutar
Roda Hukum yang tidak pernah menyurut,
Dan para Bodhisatva yang jumlahnya seperti atom-atom
Dari jutaan dunia kecil,
Masing-masing dan mereka, sesudah delapan kelahiran kembali,
Akan mencapai jalan kebuddhaan.
Lagi terdapat para Bodhisatva,
Yang jumlahnya seperti atom-atom dari 4, 3, 2
Dunia dari empat benua semacam ini.
Akan menjadi para Buddha setelah junlah-jumlah kelahiran itu.
Ataupun para Bodhisatva yang jumlahnya seperti atom-atom
Dari satu dunia dari 4 benua,
Yang sesudah satu kelahiran lagi,
Akan mencapai pengetahuan sempurna.
Mahluk-mahluk hidup seperti ini,
Setelah mendengar masa hidup Sang Buddha,
Akan memperoleh pahala yang tak terhingga
Sempurna dan suci.
Terdapat juga para mahluk yang jumlahnya
Seperti atom-atom dari 8 dunia, yang
Sesudah mendengar permakluman Sang Buddha mengenai masa hidupNya,
Semuanya telah diilhami untuk mencapai Penerangan Agung.
Yang Maha Agung dengan jalan mengkhotbahkan Hukum
Yang tak terhingga dan tak terbatas jumlahnya,
Tiada batasnya seperti angkasa dan
Berlimpah ruah manfaatnya.
Bunga-bunga mandarava yang indah bertaburan turun
Dan bunga-bunga maha-mandarava,
Para Sakra dan Brahma sejumlah pasir sungai Gangga
Telah berdatangan dari seluruh tanah-tanah Buddha yang tak terbilang,
Menaburkan cendana dan gaharu, yang
Jatuh terpadu dan tercampur
Seperti burung yang terbang rendah di angkasa
Dengan takzimnya mereka menaburi para Buddha.
Genderang-genderang sorga di angkasa
Mengumandang sendiri suaranya yang menakjubkan.
Ribuan ragam jubah-jubah yang indah
Bertebaran turun.
Anglo-anglo yang bertatah manikam asli,
Membakar dupa yang tiada tara,
Seluruhnya bergerak berputaran
Didalam menghormati para Buddha.
Kelompok-kelompok para Bodhisatva agung,
Memegang tirai-tirai dari 7 benda berharga,
Dengan ketinggian yang mengagumkan dan dengan beribu koti warna,
Yang satu diatas lainnya sampai mencapai puncak surga kabrahman.
Dihadapan masing-masing Buddha,
Pita-pita berhias permata tergantung berkibaran;
Juga dengan ribuan untaian bait
Mereka memuja para Tathagata dalam dendang.
Beraneka ragam hal yang seperti ini,
Belum pernah kita ketahui sebelumnya.
Ketika mendengar bahwa masa hidup Sang Buddha sangat tak terhingga,
Semua umat menjadi gembira.
Kemasjhuran Sang Buddha diseluruh alam semesta,
Secara luas menyegarkan akar-akar kebajikan.
Dan semua mahluk hidup,
Mendorong hasrat mereka untuk mencapai kebenaran agung.”
Kemudian Sang Buddha menyapa Sang Bodhisatva Maitreya, “Wahai Ajita ! Para umat yang telah mende¬ngar bahwa masa hidup Sang Buddha sangat begitu panjang dan mereka yang dapat menerimanya meskipun hanya dengan sekelumit kepercayaan dan keyakinan, maka pahala yang akan mereka peroleh adalah tak terhingga dan tak terbatas. Bayangkanlah seandainya terdapat putera-puteri yang baik yang demi Penerangan Agung, selama 800 ribu koti nayuta kalpa telah melak¬sanakan ke 5 paramita yaitu, dana-paramita, sila-parami¬ta, kshanti-paramita, virya-paramita, dan paramita meditasi, semua ini kecuali prajna-paramita. Jika jasa-jasa ini dibandingkan dengan jasa-jasa yang telah disebutkan diatas, maka keduanya tidak akan seimbang bahkan sampai keseratus bagian, keseribu bagian ataupun satu bagian dari seratus ribu koti daripadanya. Sesungguhnyalah tidak ada sangka ataupun perbandingan yang dapat menunjukkannya. Jika terda¬pat putera-puteri yang baik yang memiliki jasa-jasa seperti ini, maka tiada sesuatupun lagi yang dapat merintangi pencapaian Penerangan Agung.” Kemudian Yang Maha Agung yang ingin memak¬lumkan ajaran ini kembali, maka bersabdalah Beliau dalam syair :
“Meskipun seseorang yang sedang mencari kebijaksanaan Sang Buddha,
Selama 80 ribu koti
Nayuta kalpa, Melaksanakan kelima paramita,
Dan selama kalpa itu
Memberikan dana dan persembahan kepada para Buddha,
Pratyekabuddha dan para pengikut,
Begitu juga kepada para Bodhisatva.
Dengan makanan dan minuman yang jarang dan lezat,
Pakaian-pakaian yang indah dan perabot-perabot tidur,
Vihara-vihara yang dibangun dan kayu cendana dan
Terhiasi petamanan serta sesemakan;
Pemberian-pemberian dana semacam ini,
Ragamnya sangat mengagumkan,
Dia yang melaksanakannya selama kalpa-kalpa itu,
Merupakan persembahan yang berharga pada jalan¬ kebuddhaan;
Lagi pula, meskipun ia harus rnemelihara sabda-sabda
Dengan tulus hati tanpa cela dan tanpa kekeliruan,
Dan mencari Jalan Agung
Yang selalu dipuja oleh para Buddha;
Atau dengan sabar ia menahan hinaan,
Teguh berdiri didalam tingkatan kewelas-asihan,
Dan meskipun kedurhakaan datang kepadanya,
Untuk menjaga pikirannya jangan sampai tergoda;
Dia yang oleh penganut-penganut kepercayaan lain
Yang terpenuhi kecongkakan yang sangat
Dicemooh dan disakiti,
Namun mampu menahannya meskipun semacam ini;
Atau ia yang selalu rajin dan bersemangat,
Senantiasa teguh kemauan dan ingatannya,
Dan selama ribuan koti kalpa yang tanpa batas
Dengan seluruh jiwa yang tidak pernah menyerah,
Dan selama kalpa-kalpa yang tanpa hitungan,
Berdiam di tempat yang terpencil,
Baik tinggal maupun berkelana,
¬Mencegah tidur dan senantiasa memusatkan jiwanya;
Dialah yang dengan sarana ini
Mampu menguasai meditasi
Dan selama 80 ribu koti kalpa
Dengan tenang tinggal disitu dengan jiwa yang teguh;
Dia yang memelihara kebahagiaan rasa tunggal ini,
Dengan rela hati rnencari Jalan Agung seraya berkata:
“Aku akan mencapai segala pengetahuan.
Dan maju terus sampai titik meditasi yang tertinggi.”
Orang seperti inilah yang selama ratusan ribu Koti kalpa,
Menjalankan perbuatan-perbuatan mulia
Seperti yang telah dijelaskan diatas;
Seandainya terdapat putera-puteri yang baik
Yang mendengarkan Aku menyatakan keabadian hidupKu,
Mempercayainya meskipun dengan secuil keyakinan saja,
Pahala orang ini melampauinya
Jika seseorang bebas sepenuhnya
Dari segala bimbang dan kekhawatiran
Dan didalam relung hatinya mempercayainya
meskipun hanya sekejap,
Sedemikian jugalah pahalanya.
Jika terdapat para Bodhisatva yang
Telah mengikuti jalan mulia selama banyak kalpa yang tak terhitung
Dan mendengar permaklumanKu tentang keabadian hidupKu,
Mereka akan mampu mempercayanya dengan penuh keyakinan;
Orang-orang semacam ini
Akan menundukkan kepalanya untuk menerima sutra ini
Dan berkata “Semoga kita di masa mendatang, Berusia panjang untuk
menyelamatkan semua mahluk.”
Seperti Sang Buddha sekarang ini
Yang menjadi Raja dari para Sakya,
Diatas teras kebijaksanaanNya mengangkat suara nyaring,
Mengkhotbahkan Hukum tanpa merasa gentar,
Semoga demikianlah juga kita dimasa yang mendatang,
Dimuliakan dan dipuja oleh semua umat,
Bila duduk diatas teras kebijaksanaan,
Dengan cara yang serupa kita nyatakan lamanya masa hidup !“
Seandainya terdapat seseorang yang berjiwa mulia,
Suci dan luhur,
Terpelajar dan mampu memelihara Kebenaran,
Yang memahami rnakna ajaran-ajaran Sang Buddha,
Orang-orang seperti ini
Tidak akan memiliki keraguan tentang ajaran ini”
“Lagi, wahai Ajita ! Seandainya seseorang mende¬ngar tentang lamanya masa hidup Sang Buddha dan mengetahui/meresapi maknanya, maka pahala yang diperoleh orang ini sangat tak terbatas dan ia akan mencapai kebijaksanaan agung dari para Tathagata, betapa akan lebih banyak lagi orang yang mencurahkan diri untuk mendengarkan Sutra ini, atau membuat orang lain mendengarnya, atau ia sendiri memelihara¬nya, ataupun membuat orang lain memeliharanya, atau ia sendiri menurunnya, ataupun membuat orang lain menurunnya, ataupun dengan bebungaan, dedupa¬an, karangan-karangan bunga, panji-panji, bendera, tirai-tirai sutera dan lampu berminyak harum serta berminyak susu lembu, ia menghormati Sutra ini, maka pahala orang ini akan menjadi tak terhingga dan tak terbatas dan ia akan mampu mencapai pengetahuan yang sempurna. Wahai Ajita ! Jika terdapat seorang putera maupun puteri yang baik yang ketika mendengar pernyataanKu tentang lamanya masa hidupKu, kemu¬dian ia mempercayai dan meyakininya dengan perasaan hatinya yang paling dalam, maka orang seperti ini akan selalu melihat Sang Buddha berada diatas Gunung Grdhrakuta dikelilingi oleh para Bodhisatva agung dan para sravaka, sedang mengkhotbahkan Hukum. Dan ia akan melihat dunia saha ini yang buminya terdiri dari lapis lazuli, rata dan datar dengan 8 jalannya yang ditandai emas jambunada, dibatasi dengan pepohonan permata. Dunia saha ini mempunyai menara-menara, aula-aula dan serambi-serambi yang seluruhnya terdiri dari permata-permata dimana kelompok para Bodhisatva tinggal bersama-sama didalamnya. Jika seseorang dapat melihat demikian itu, maka ketahuilah bahwa inilah tanda-tanda kepercayaan dan keyakinan yang menda¬lam.
“Dan lagi, jika terdapat seseorang yang sesudah kemokshaan Sang Tathagata nanti mendengar Sutra ini dan tidak merusaknya tetapi bahkan bergembira, maka ketahuilah bahwa ia telah memiliki tanda-tanda keper¬cayaan dan keyakinan yang dalam. Betapa lebih banyak lagi orang-orang yang membaca dan menghafalkan. menerima dan memeliharanya, maka orang ini menjun¬jung Sang Tathagata diatas kepalanya. Wahai Ajita, putera-puteri yang baik seperti itu tidak perlu lagi mendirikan stupa-stupa, candi-candi, maupun vihara¬vihara untukKu, ataupun membuat persembahan kepada para biarawan dengan keempat kebutuhan. Karena betapapun juga putera-puteri yang baik yang menerima dan memelihara, membaca dan menghafalkan Sutra ini, telah mendirikan stupa-stupa, membangun sanggar-sanggar parmujan dan membuat persembahan¬-persembahan kepada para biarawan. Katakanlah saja bahwa ia telah mendirikan stupa-stupa dari 7 benda berharga bagi peninggalan suci Sang Buddha, tinggi dan lebar serta menjulang sarnpai ke surga kabrahman, digantungi bendera-bendera dan tirai-tirai, genta-genta Indah dan bebungaan, wewangian, karangan-karangan bunga, bubuk cendana, salep-salep harum, dedupaan, genderang-genderang, alat-alat musik, seruling, peluit, harpa, dan segala jenis tarian serta sandiwara, yaitu nyanyian dan sanjungan dengan nada yang sempurna. Ia telah membuat persembahan-persembahan ini selama beribu koti kalpa yang tak terhitung.
Wahai Ajita ! Sesudah kemokshaanKu nanti, jika terda¬pat seseorang yang mendengar Sutra ini dan dapat menerima serta memeliharanya atau ia sendiri menurun, atau membuat orang lain menurunnya, maka ia telah mendirikan biara-biara dan membangun candi-candi kayu cendana merah dari 32 candi kecil, setinggi 8 pohon tala, menjulang, besar dan megah dimana dida¬lamnya tinggal ratusan dan ribuan bhiksu. Stupa-stupa dan biara-biara itu juga terhiasi dengan petamanan, sesemakan, kolam-kolam mandi, tempat berjalan-jalan, ruang-ruang meditasi, dan perangkat-perangkat pakaian, makanan, tempat-tempat tidur, obat-obatan serta segala macam hiburan terdapat didalamnya. Sejumlah sanggar-sanggar parmujan dan candi-candi itu yang jumlahnya sangat tak terhingga, telah berada disini dihadapanKu dan dipersembahkan kepadaKu dan kepada semua biarawan-biarawan bhiksu. Oleh kare¬nanya Aku sabdakan bahwa, seandainya terdapat seseorang yang sesudah kemokshaanKu nanti menerima dan memelihara, membaca dan menghafalkan Sutra ini, mengkhotbahkannya kepada umat yang lain, menurun¬nya sendiri atau membuat orang lain menurunnya, dan memuliakan Sutra ini maka ia tidak perlu lagi mendirikan stupa-stupa dan candi-candi, atau memba¬ngun vihara-vihara maupun membuat persembahan-¬persembahan kepada para biarawan. Betapa sedikitnya orang yang mampu memelihara Sutra ini, memperbesar pembedan derma, moral, kesabaran, semangat, konsen¬trasi dan kebijaksanaan. Pahalanya akan menjadi sangat sempurna, tak terhingga dan tak terbatas bahkan seperti angkasa sebelah timur, barat, selatan dan utara, keempat penjuru antara, sebelah atas dan bawah, yang tak terhingga dan tanpa batasan. Begitu jugalah pahala orang ini yang akan menjadi tak terhingga dan tak terbatas, serta ia akan mencapai pengetahuan sempurna dengan segera.
Jika seseorang membaca dan menghafal¬kan, menerima dan memelihara Sutra ini, mengkhotbah¬kannya kepada orang lain, atau dia sendiri menurunnya, atau membuat orang lain menurunnya, lebih-lebih lagi kalau ia mampu mendirikan caityas dan membangun vihara-vihara, melayani dan memuliakan para biarawan-¬biarawan, sravaka, serta dengan ratusan ribu koti cara pemujaan memuji jasa-jasa dari para Bodhisatva; pun pula jika ia mampu mengkhotbahkan Hukum Sutra Bunga Teratai ini kepada orang lain dengan berbagai dasar sesuai dengan maksudnya, lagi jika Ia mampu memelihara titah-titah dengan ketulusan, dengan damai tinggal secara tenang, menahan hinaan tanpa marah, berteguh hati dan pikiran, selalu mengindahkan medi¬tasi, mencapai konsentrasi yang dalam, menegakkan kebajikan dengan penuh semangat dan dengan berani, cerdik dan bijaksana didalam menjawab pertanyaan-¬pertanyaan yang sulit;
Lagi wahai Ajita, jika terdapat putera-puteri yang baik yang setelah kemokshaanKu nanti menerima dan memelihara, membaca dan meng¬hafalkan Sutra ini, dan mereka yang memiliki. jasa-jasa seperti ini, maka ketahuilah bahwa orang-orang itu telah melangkah maju kearah teras kebijaksanaan dan dekat dengan Penerangan Agung ketika duduk dibawah pohon penerangan.
Wahai Ajita! Dimanapun juga putera-puteri itu duduk, berdiri ataupun berjalan di tempat itu, maka engkau haruslah mendirikan sebuah caitya dan seluruh para dewa serta manusia harus pula memuliakannya seperti stupa peninggalan-peninggalan suci Sang Buddha.”
Kemudian Sang Buddha yang ingin memaklumkan ajaran ini kembali, maka bersabdalah Beliau dalam syair:
“Seandainya terdapat seseorang yang setelah kemokshaanKu nanti,
Mampu memelihara Sutra ini dengan penuh rasa hormat,
Kebahagiaan orang ini akan menjadi tak terhingga seperti yang dijelaskan diatas.
Orang seperti ini akan membuat Segala macam persembahan yang sempurna,
Dan mendirikan stupa-stupa bagi peninggalan-peninggalan suci,
Dihiasi dengan 7 benda berharga,
Dengan menara panji-panji, tinggi dan lebar,
Menjulang sampai ke surga kabrahman,
Dengan ratusan ribu koti genta-genta permata,
Tergoyang angin melagukan irama-irama mistik.
Selama ribuan kalpa yang tak terhitung
Ia telah memuliakan stupa-stupa ini
Dengan bebungaan, dedupaan dan permainan musik,
Dengan lampu-lampu berminyak wangi yang sedang menyala,
Dan menerangi sekelilingnya.
Didalam masa durhaka dari sirnanya Hukum,
Dia yang mampu memelihara Sutra ini,
Akan seperti apa yang telah dijelaskan diatas,
Membuat segala macam persembahan dengan sempurna.
Jika seseorang dapat memelihara Sutra ini,
Maka Sang Buddha seakan-akan hadir
Dan dia, dengan kayu cendana kepala lembu,
Membangun vihara untuk memuliakanNya,
Terdiri dari 32 ruangan, Setinggi 8 pohon tala,
Dengan makanan-makanan lezat dan pakaian-pakaian yang istimewa,
Tempat-tempat tidur dan segalanya,
Dengan tempat tinggal untuk ratusan dan ribuan orang;
Dengan petamanan, sesemakan dan kolam-kolam mandi,
Dengan lapang untuk berjalan-jalan dan kamar-kamar meditasi,
Semuanya dihias dengan indahnya.
Jika seseorang mempunyai rasa kepercayaan dan keyakinan,
Menerima, memelihara, membaca, menghafalkan dan menurun,
Ataupun membuat orang lain menurun,
Dan memuliakan Sutra ini,
Dengan menaburkan bebungaan, dedupaan, dan bubuk cendana,
Serta memakai minyak wangi bunga sumana
Dan campaka serta atnnuktaka
Agar dapat menyala terus;
Dia yang memuliakannya seperti itu,
Akan mendapatkan pahala yang tak terhingga;
Seperti angkasa yang tak terbatas, Begitulah pahalanya;
Betapa banyaknya orang yang memelihara Sutra ini,
Memberi derma dan menjaga sabda-sabda,
Tahan penderitaan dan menguasai meditasi,
Tidak lekas marah dan tidak mengucap kata-kata hina,
Menghormatinya dan sanggar-sanggar paramujan,
Berendah hati pada para bhiksu,
Jauh dari kesombongan,
Selalu merenungkan kebijaksanaan,
Tidak marah jika ditanya mengenai kesulitan-kesulitan,
Tetapi dengan ikhlas menjelaskannya;
Jika ia mampu melaksanakan perbuatan ini semua,
Maka pahalanya tak dapat dilukiskan.
Jika seseorang menjumpai seorang guru Hukum seperti itu
Yang telah mencapai keluhuran tadi,
Biarlah ia menaburkan bunga-bunga indah kepadanya,
Menyelimutinya dengan pakaian-pakaian yang indah,
Dan menghormatinya dengan menunduk dalam-dalam.
Menganggapnya seolah-olah Sang Buddha sendiri.
Lebilh-lebih lagi, biarlah ia berpikir begini “Dengan segera ia akan menuju pohon Bodhi
Dan mencapai kesempurnaan serta kemudahan,
Tanpa rintangan menyelamatkan para dewa dan manusia.”
Dimanapun jua ia tinggal dan berdiam, Berjalan, duduk ataupun berbaring,
Dan berkhotbah meskipun hanya sebait Sutra ini,
Di tempat itu dirikanlah stupa, Hiasilah dan buatlah indah.
Dan muliakanlah dengan segala cara.
Jika seorang putera Buddha berdiam di tempat yang demikian itu.
Ini berarti bahwa Sang Buddha sendirilah yang menggunakannya,
Dan senantiasa berdiam didalamnya, Sedang berjalan, ataupun duduk, maupun sedang merebahkan diri.”
Read Further
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB II UPAYA KAUSALYA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB III PERUMPAMAAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB IV SASARAN YANG TEPAT
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB V PERBANDINGAN DENGAN TANAMAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB VI RAMALAN TENTANG YANG AKAN TERJADI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB VII RASA TAAT DAN BHAKTI DI JAMAN DAHULU
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB VIII RAMALAN TENTANG 500 ORANG BHIKSU
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB IX RAMALAN TENTANG ANANDA, RAHULA DAN 2000 BHIKKU
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB X DHARMA DUTA ( PENGKHOTBAH)
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XI MUNCULNYA SEBUAH STUPA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XII DEVADATTA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIII PENEGAKAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIV HIDUP TENANG
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XV MUNCULNYA BODHISATVA DARI BUMI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVI PANJANG UMUR TATHAGATA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVII KESUCIAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVIII PAHALA BAGI PARA PENGANUT HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIX PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XX BODHISATVA SADAPARIBHUTA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXI KEKUATAN GHAIB SANG TATHAGATA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXII AKHIR PASAMUAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXIII BODHISATVA BAISAJARAGA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXIV BODHISATVA GADGASVARA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXV BODHISATVA MAHASATVA AVALOKITESVARA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVI MANTRAM DHARANI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVII KISAH RAJA CAHAYA GEMILANG
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVIII NASEHAT SANG BODHISATVA SAMANTABADRA