Difference between revisions of "Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXIV BODHISATVA GADGASVARA"
m (Text replace - " * Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA * Saddharma Pundarika Sutra: BAB II UPAYA KAUSALYA * Saddharma Pundarika Sutra: BAB III PERUMPAMAAN * Saddharma Pundarika Sutra: BAB IV SASARAN YANG TEPAT * [[Saddharma Pundarika ) |
|||
(2 intermediate revisions by the same user not shown) | |||
Line 42: | Line 42: | ||
Pada saat hal tentang Pergi dan Datangnya [[Sang]] Bodhisatva Gadgadasvara dikhotbahkan, 42 ribu putera-putera surga memperoleh Penetapan untuk tidak terlahir kembali, dan [[Sang]] Bodhisatva Padmasri memperoleh perenungan yang disebut Hukum Bunga Teratai. | Pada saat hal tentang Pergi dan Datangnya [[Sang]] Bodhisatva Gadgadasvara dikhotbahkan, 42 ribu putera-putera surga memperoleh Penetapan untuk tidak terlahir kembali, dan [[Sang]] Bodhisatva Padmasri memperoleh perenungan yang disebut Hukum Bunga Teratai. | ||
</poem> | </poem> | ||
+ | ==Read Further== | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB II UPAYA KAUSALYA]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB III PERUMPAMAAN]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB IV SASARAN YANG TEPAT]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB V PERBANDINGAN DENGAN TANAMAN]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB VI RAMALAN TENTANG YANG AKAN TERJADI]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB VII RASA TAAT DAN BHAKTI DI JAMAN DAHULU]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB VIII RAMALAN TENTANG 500 ORANG BHIKSU]] | ||
+ | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB IX RAMALAN TENTANG ANANDA, RAHULA DAN 2000 BHIKKU]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB X DHARMA DUTA ( PENGKHOTBAH)]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB X DHARMA DUTA ( PENGKHOTBAH)]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XI MUNCULNYA SEBUAH STUPA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XI MUNCULNYA SEBUAH STUPA]] | ||
Line 53: | Line 62: | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVIII PAHALA BAGI PARA PENGANUT HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVIII PAHALA BAGI PARA PENGANUT HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIX PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIX PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI]] | ||
− | |||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XX BODHISATVA SADAPARIBHUTA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XX BODHISATVA SADAPARIBHUTA]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXI KEKUATAN GHAIB SANG TATHAGATA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXI KEKUATAN GHAIB SANG TATHAGATA]] | ||
Line 63: | Line 71: | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVII KISAH RAJA CAHAYA GEMILANG]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVII KISAH RAJA CAHAYA GEMILANG]] | ||
* [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVIII NASEHAT SANG BODHISATVA SAMANTABADRA]] | * [[Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVIII NASEHAT SANG BODHISATVA SAMANTABADRA]] | ||
− | + | ||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
− | |||
{{R}} | {{R}} | ||
[http://www.fodian.net/world/Indonesian/Bab-XXIV.htm fodian.net] | [http://www.fodian.net/world/Indonesian/Bab-XXIV.htm fodian.net] | ||
[[Category:Saddharma Pundarika Sutra (Pali)]] | [[Category:Saddharma Pundarika Sutra (Pali)]] | ||
{{DEFAULTSORT:Saddharma Pundarika Sutra X}} | {{DEFAULTSORT:Saddharma Pundarika Sutra X}} |
Latest revision as of 16:05, 26 August 2013
Kemudian Sang Sakyamuni Buddha memancarkan seberkas cahaya dari bagian yang menonjol pada kepalaNya yang merupakan tanda dari seorang yang agung dan Beliau memancarkan pula seberkas cahaya dari tanda lingkaran rambut putih yang terletak diantara kedua alis mataNya yang bersinar kearah Timur menerangi 108 ribu koti nayuta dunia-dunia Buddha dimanapun jua yang banyaknya seperti pasir-pasir dari sungai-sungai Gangga. Diseberang dunia-dunia itu, terdapatlah sebuah dunia yang bernama Vairokanarasmipratimandita dan didalam kawasan itu bersemayam seorang Buddha yang bergelar Kamaladalavimalanashatraragasankusumitabbhigna, Yang Maha Mulia, Maha Bijak, Yang Telah Mencapai Penerangan Aung, Yang Telah Mencapai Kesempurnaan, Maha Tahu Tentang Dunia, Pemimpin Yang Tiada Tara, Maha Pengatur, Guru dari para dewa dan manusia, Sang Buddha, Yang Maha Agung. Dipuja dan dikelilingi oleh sekelompok para Bodhisatva yang tak terhitung jumlahnya dan beliaupun mengkhotbahkan Hukum kepada mereka itu. Berkas sinar dari lingkaran rambut putih Sang Sakyamuni Buddha bercahaya di seluruh kawasan mereka.
Pada saat itu didalam kawasan Vairokanarasmipratimandita, terdapat seorang Bodhisatva yang bernama Gadgadasvara yang telah sekian lama membina akar-akar kebajikan, melayani dan memuliakan ratusan ribu koti para Buddha yang tak terhitung dan dia telah pula memperoleh kebijiaksanaan yang dalam dengan sangat sempurna. Ia telah mencapai tingkat Samadhi Dhvagagrakeyura, perenungan tentang Saddharmapundarika, perenungan tentang Nakshatraragavikridita, perenungan tentang Anilamba, perenungan tentang Gnanamudra, perenungan tentang Sarvartakausalya, perenungan tentang Sarvapunyasamukkaya, perenungan tentang prasadavati, perenungan tentang Tiddhivikridita, perenungan tentang Gnanolka, perenungan tentang Vyuharaga, perenungan tentang Vimalaprabha, perenungan tentang Vimalagarbha, perenungan tentang Apkritsna dan perenungan tentang Suryavarta. Ratusan ribu koti perenungan-perenungan agung seperti inilah yang telah ia peroleh yang jumlahnya sama dengan banyaknya pasir dari sungai-sungai Gangga.
Tiada lama setelah cahaya dari Sang Sakyamuni Buddha bersinar diatasnya, ia berkata kepada Sang Vimalanakshatrarasankusumitabhigna :”Yang Dihormat Dunia ! Aku harus pergi mengunjungi dunia saha untuk menghormat, mendekati dan memuliakan Sang Sakyamuni Buddha serta untuk menemui Sang Bodhisatva Manjusri, Putera dari Sang Raja Hukum, Sang Bodhisatva Baisajaraga, Sang Bodhisatva Pradanasura, Sang Bodhisatva Nakshatraragasankusumitabhigna, Sang Bodhisatva Visishtakaritra, Sang Bodhisatva Vyuharaga dan Sang Bodhisatva Baisajaragasamudgata.”
Kemudian Sang Kamaladalavimalanakshatraragasankusumitabhigna menyapa Sang Bodhisatva Gadgadasvara : “ Janganlah engkau memandang rendah pada kawasan itu ataupun mempunya pikiran yang meremehkannya. Wahai putera yang baik ! Dunia saha dengan tempat-tempatnya yang tinggi dan rendah itu tidaklah rata, pun pula penuh dengan tanah, batu, perbukitan dan kotoran-kotoran. Tubuh dari Buddha itu pendek dan kecil serta seluruh Bodhisatvanya bertubuh kecil, sedangkan tubuhmu setinggi 42 ribu yojana dan tubuhku 68 ratus (6800) ribu yojana. Tubuhmu terdiri dari susunan yang paling sempurna dan dikaruniai dengan ratusan ribu kebahagiaan,pun pula tubuhmu bersinar cemerlang. Oleh karenanya, ketika engkau berada disana janganlah memandang rendah pada kawasan itu ataupun menaruh pikiran yang merendahkan Buddha itu maupun para Bodhisatva ataupun negeri itu sendiri.”
Kemudian Sang Bodhisatva Gadgadasvara memasuki perenungan tanpa beranjak dari tempat duduknya dan tanpa menggerakkan tubuhnya. Dengan daya ghaib dari perenungannya digunung Grdhrakuta, terjelmalah 84 ribu bunga-bunga teratai indah yang berbatang jambudvipa emas, bedaun perak putih, berbenang sari permata dan berkelopak manikam kimsuka, diatas Gunung Grdhrakuta yang terletak tidak jauh dari kursi Hukum.
Ketika Sang Manjusri, Putera dari Sang Raja Hukum, melihat bunga-bunga teratai itu kemudian berkatalah ia kepada Sang Buddha :” Yang Maha Agung ! Karena sebab apakah maka tanda-tanda bertuah ini muncul untuk pertama kalinya ? Disana terdapat beberapa ribu bunga-bunga teratai berbatang emas jambudvipa, berdaun perak putih, berbenang sari permata dan berkelopak manik-manik kimsuka.” Kemudian Sang Sakyamuni Buddha memberitahu Sang Manjusri :” Inilah tanda-tanda bahwa Sang Bodhisatva-Mahasatva Gadgadasvara dari kawasan Sang Buddha Kamaladalavimalanakshatraragasankusumitabhigna dengan ditemani oleh 84 ribu Bodhisatva akan berkunjung ke dunia saha ini untuk memuliakan, mendekati dan menghormati Aku serta ingin memuliakandan mendengarkan Hukum Sutra Bunga Teratai ini.”
Sang Manjusri berkata pada Sang Buddha :” Yang Maha Agung ! Akar kebajikan apakah yang telah ditanam oleh sang Bodhisatva itu dan jasa apakah yang telah ia pelihara sehingga ia dapat memiliki daya ghaib yang sebesar ini ? Sudilah kiranya Engkau memberitahukan kami tentang nama dari perenungan ini dan kami semua berhasrat untuk menjalankannya dengan rajin karena dengan melaksanakan perenungan ini kami semua akan dapat melihat Bodhisatva itu, tentang bagaimana warna, bentuk, dan ukurannya, martabat serta tindak tanduknya . Kami mohon kepadaMu duhai Yang Maha Agung, dengan kekuatan ghaibMu biarlah kami melihat kedatangan dari sang Bodhisatva itu.”
Kemudian Sang Sakyamuni Buddha bersabda pada Sang Manjusri :” Sang Tathagata Prabhutaratna yang telah lama moksha akan memperlihatkan tanda itu kepadamu.” Seketika itu Sang Buddha Prabhutaratna menyapa Bodhisatva itu :” Datanglah wahai putera yang baik ! Sang Manjusri, putera dari Sang Raja Hukum ingin melihatmu.”
Kemudian Sang Bodhisatva Gadgadasvara menghilang dari kawasan sana dan berangkat bersama-sama dengan 84 ribu Bodhisatva. Negeri-negeri yang mereka lewati tergoncang dalam 6 cara yang berbeda, bunga-bunga teratai terdiri dar 7 benda berharga bertebaran dimana-mana dan ratusan ribu alat-alat musik kasurgan mengalun dengan sendirinya. Mata dari Sang Bodhisatva itu seperti daun bunga teratai biru yang besar dan lebar. Kecemerlangan wajahnya melebihi paduan gemerlapnya ratusan ribu rembulan. Tubuhnya berwarna emas murni, terhiasi dengan ratusan ribu tand-tanda jasa yang tak terhitung jumlahnya. Ia memancarkan cahaya yang agung, gemerlap dan berkilau terhiasi dengan tanda-tanda sempurna dan iapun bertubuh kekar seperti Nayarana.
Setelah ia memasuki menara dari 7 berharga, kemudian ia naik ke angkasa setinggi 7 pohon tala diatas bumi dan dengan dimuliakan serta dikelilingi oleh kelompok Bodhisatva-Bodhisatvanya, ia datang ke Gunung Grdhrakuta didunia saha ini. Setelah ia tiba disitu, turunlah ia dari menara 7 benda berharganya dan melepaskan seuntai kalung seharga ratusan ribu, lalu pergi ke hadapan Sang Buddha dan sujud dikakiNya serta mempersembahkan kalung tadi kepada Sang Buddha seraya berkata :”Yang Maha Agung ! Sang Buddha Kamaladalavimalanakshatraragasankusumitabhigna menghaturkan salamnya pada Yang Maha Agung. “Apakah Engkau mempunyai sedikit rasa sakit dan sedikit kekhawatiran ? Apakah Engkau sehat-sehat dan tenang-tenang saja ? Apakah ke 4 kelompokMu dalam keadaan baik-baik saja ? Apakah urusan-urusan keduniawianMu tentram-tentram saja ? Apakah para umatMu mudah diselamatkan dan tidak lagi mempunyai rasa dengki,marah,bodoh,iri dan congkak,tidak mematuhi kedua orang tuanya,ataupun tidak menghormati para sramanera dan apakh para umatMu tidak lagi memiliki pandangan yang sesat atau telah berpikiran baik sehingga mereka mampu mengekang ke 5 napsu birahinya ? Yang Maha Agung ! Apakah para umatMu mampu mengatassi godaan-godaan mara ? Apakah Sang Tathagata Prabhutaratna yang telah lama moksha masih bersemayam didalam Stupa dari 7 Benda Berharga dan telah datang pula untuk mengdengarkan Hukum ?”
Sang Kamaladala juga menyampaikan salamnya kepada Sang Tathagata Prabhutaratna. “Apakah Engkau baik-baik saja ? Apakah Engkau suka hati tinggal lama.”Yang Maha Agung ! Sekarang kami ingin melihat tubuh Sang Buddha Prabhutaratna dan berkenanlah Engkau duhai Yang Maha Agung Untuk menampakkan diri dan mengizinkan kami melihatnya.”
Kemudian Sang Sakyamuni Buddha berkata pada Sang Buddha Prabhutaratna :”Sang Bodhisatva Gadgadasvara ini ingin berbincang-bincang.”
Dengan serta merta Sang Buddha Prabhutaratna menyapa Sang Gadgadasvara “Bagus sekali, bagus sekali Bahwasanya engkau telah dapat datang kemari untuk memuliäkan Sang Sakyamuni Buddha dan untuk mendengarkan Hukum Sutra Bunga Teratai serta untuk menemui Sang Manjusri dan Iain-lainnya.”
Kemudian Sang Bodhisatva Padmasri berkata kepada Sang Buddha: “Yang Maha Agung! Sang Bodhisatva Gadgadasvara ini telah menanam akar kebajikan yang bagaimana serta jasa-jasa apa yang telah ia bina sehingga ia memiliki kekuatan ghaib seperti ini ?“ Sang Buddha menjawab Sang Bodhisatva Padmasri
“Dahulu kala adalah seorang Buddha yang bernama Megadundubhisvararaga, Arhat, Samyaksambodhi, yang kawasannya disebut Sarvabuddhasandarsana dan kalpanya disebut Priyadarsana. Sang Bodhisatva Gadgadasvara ini selama 1200 tahun telah memuliakan Sang Buddha Megadundubhisuararaga dengan ratusan ribu jenis musik dan mempersembahkan pula 84 ribu kendaraan dan 7 benda berharga.
Karena pahala dan semuanya ini, sekarang ia dilahirkan didalam kawasan Sang Buddha Kamaladalavimalanakshatraragasankusuinitabkigna dan memiliki kekuatan ghaib seperti itu. “Wahai Padmasri ! Bagaimanakah pendapatmu tentang Sang Bodhisatva Gadgadasvara yang pada saat itu memuliakan Sang Buddha Megadundubhisuararaga dengan dendang dan lagu serta persembahan kendaraan-kendaraan berharga tadi ? Apakah kiranya ia itu orang lain adanya? Sesungguhnyalah dia itu Sang Bodhisatva-Mahasatva Suara Menakjubkan adanya.
Wahai Padmasri ! Sebelum Bodhisatva-Mahasatva Gadgadasvara ini memuliakan dan bergaul erat dengan para Buddha yang tak terhitung jumlahnya, ia telah sekian lama membina akar-akar kebajikan dan telah bertemu dengan ratusan ribu koti nayuta dari para Buddha yang banyaknya seperti pasir-pasir sungai Gangga.
Wahai Padmasri ! Disini engkau hanya melihat satu bentuk tubuh saja dan Sang Bodhisatva Gadgadasvara karena Sang Bodhisatva ini selalu muncul dalam berbagai wujud tubuh dimanapun jua ia mengkhotbahkan Sutra ini kepada para umat. Kadang-kadang ia muncul sebagai seorang Brahma, atau muncul sebagai Sakra, atau muncul sebagai Isvara, atau muncul sebagai Mahesvara, atau muncul sebagai seorang jenderal perkasa, atau muncul sebagai Raja Vaisravana yang berkuasa, atau muncul sebagai seorang raja pemutar roda suci, atau muncul sebagai salah satu dari raja-raja biasa, atau muncul sebagai seorang tua, atau muncul sebagai Seorang penduduk biasa, atau muncul sebagai seorang menteri, atau muncul sebagai seorang Brahman, atau muncul sebagai seorang bhiksu, bhiksuni, upasaka maupun upasika, atau muncul sebagai istri seorang menteri, atau muncul sebagai istri seorang Brahman, atau muncul sebagai seorang laki-laki muda atau perawan atau muncul sebagai seorang dewa, naga, yaksha, gandharva, asura, garuda, kimnara, mahoraga, manusia atau bukan manusia dan sebagainya serta mengkhotbahkan Sutra ini. Ia mampu menyelamatkan mahluk apapun yang berada didalam neraka, atau iblis-iblis lapar, hewan-hewan dan semuanya yang berada didalam kesengsaraan. Bahkan. didalam istana seorang raja, ia mengkhotbahkan Sutra ini dengan merubah dirinya menjadi seorang wanita, Wahai Padmasri ! Sang Bodhisatva Gadgadasvara ini adalah seorang yang mampu menyelamatkan dan melindungi semua umat di dunia saha ini. Sang Bodhisatva Gadgadasvara ini, dengan merubàh dirinya sedemikan rupa muncul dalam berbagai cara di dunia saha ini untuk mengkhotbahkan Sutra ini kepada semua umat. Tidak pemah akan tenjadi kemunduran didalam daya ghaib penjelmaan dan kebijaksanaannya itu. Dengan begitu banyak cara, Sang Bodhisatva ini telah membuat benderangnya duñia sehingga setiap umat telah memperoleh pengetahuannya. Didalam duniadunia lain di segala penjuru yang banyaknya seperti pasir-pasir sungai Gangga, Ia telah berbuat hal yang sama. Kepada mereka yang harus Ia selamatkan dalam bentuk seorang sravaka, maka ia muncul dalam wujud seorang sravaka dan mengkhotbahkan Hukum. Kepada mereka yang harus ia selamatkan dalam bentuk seorang pratyekabuddha, maka ia muncul sebagai seorang pratyekabuddha serta mengkhotbahkan Hukum. Kepada mereka yang harus ia selamatkan dalam bentuk seorang Bodhisatva, maka ia muncul sebagai seorang Bodhisatva dan mengkhotbahkan Hukum. Kepada mereka yang harus ia se1amatkan daläm bentuk seorang Buddha, maka ia muncul sebagai seorang Buddha dan mengkhotbahkan Hukum. Dengan berbagai cara seperti ini, ia selalu muncul sesuai dengan cara yang harus ia tempuh untuk menyelamatkan umat. Bahkan kepada mereka yang harus ia selamatkan dengan kemokshaan, maka iapun akan membuat dininya menjadi moksha.
Wahai Padmasni ! Sedemikianlah besarnya kekuatan ghaib dan kebijaksanaan yang telah diperoleh Sang Bodhisatva-Mahasatva Gadgadasvara.”
Kemudian Sang Bodhisatva Padmasri berkata kepada Sang Buddha “Yang Maha Agung! Sang Bodhisatva Gadgadasvara ini sungguh-sungguh telah menanam dengan dalamnya akar-akar kebajikannya. Yang Maha Agung ! Didalam perenungan yang bagaimanakah Sang Bodhisatva ini berada sehingga ia mampu menjelma dan merubah dirinya sedemikian rupa sesuai dengan keadaan untuk menyelamatkan mahluk ?“ Sang Buddha menjawab Sang Padmasni Bodhisatva
“Putera yang baik ! Perenungan itu disebut Samadhi Sarvarupasandarsana. Didalam perenungan inilah Sang Bodhisatva Gadgadasvara berada sehingga ia mampu berbuat sedemikian itu untuk menyelamatkan para umat yang tak terhitung jumlahnya.”
Pada saat persoalan Sang Bodhisatva Gadgadasvara ini dikhotbahkan 84 ribu orang yang telah datang bersama-sama dengan Sang Bodhisatva Gadgadasvara, semuanya mencapai perenungan tentang Sarvarupasandarsana dan para Bodhisatva yang tak terhitung jumlahnya didalam dunia saha ini juga memperoleh perenungan ini dan mencapai dharani.
Kemudian Sang Bodhisatva-Mahasatva yang telah selesai memuliakan Sang Sakyamuni Buddha dan Stupa dan Sang Buddha Prabhutaratna, kemudian kembali kenegerinya sendiri. Negeri-negeri yang ia lewati tergetar dalam 6 cara yang berbeda dan menghujani bunga-bunga teratai lndah serta mengalunkan ratusan ribu koti jenis musik. Setelah tiba dikawasannya sendiri, kemudian ia bersama dengan 84 ribu Bodhisatva yang mengeliuinginya, pergi menghadap Sang Buddha Kamaladalavimalanakshatraragasankusuinitabhigna dan berkata kepadanya “Yang Dihormat Dunia. ! Aku telah mengunjungi dunia saha dan telah berbuat kebajikan kepada para mahluk-mahluknya, dan aku telah melihat Sang Sakyamuni serta Stupa dan Sang Buddha Prabhutaratna dan telah memuliakan serta menghormatinya. Aku juga telah melihat Sang Bodhisatva Manjusri, putera dari Sang Raja Hukum, begitu .juga Sang Bodhisatva Baisajaraga, Sang Bodhisatva Yang Telah Memperoleh Ketulusan dan Semangat, Sang Bodhisatva Pradana Sura, dan lain-lainnya. Aku telah pula membuat ke 84 ribu Bodhisatva itu mencapai perenungan tentang Sarvirupasandarsana.”
Pada saat hal tentang Pergi dan Datangnya Sang Bodhisatva Gadgadasvara dikhotbahkan, 42 ribu putera-putera surga memperoleh Penetapan untuk tidak terlahir kembali, dan Sang Bodhisatva Padmasri memperoleh perenungan yang disebut Hukum Bunga Teratai.
Read Further
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB I PURWAKA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB II UPAYA KAUSALYA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB III PERUMPAMAAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB IV SASARAN YANG TEPAT
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB V PERBANDINGAN DENGAN TANAMAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB VI RAMALAN TENTANG YANG AKAN TERJADI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB VII RASA TAAT DAN BHAKTI DI JAMAN DAHULU
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB VIII RAMALAN TENTANG 500 ORANG BHIKSU
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB IX RAMALAN TENTANG ANANDA, RAHULA DAN 2000 BHIKKU
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB X DHARMA DUTA ( PENGKHOTBAH)
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XI MUNCULNYA SEBUAH STUPA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XII DEVADATTA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIII PENEGAKAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIV HIDUP TENANG
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XV MUNCULNYA BODHISATVA DARI BUMI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVI PANJANG UMUR TATHAGATA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVII KESUCIAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XVIII PAHALA BAGI PARA PENGANUT HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XIX PAHALA BAGI PENGKHOTBAH HUKUM SUTRA BUNGA TERATAI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XX BODHISATVA SADAPARIBHUTA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXI KEKUATAN GHAIB SANG TATHAGATA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXII AKHIR PASAMUAN
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXIII BODHISATVA BAISAJARAGA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXIV BODHISATVA GADGASVARA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXV BODHISATVA MAHASATVA AVALOKITESVARA
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVI MANTRAM DHARANI
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVII KISAH RAJA CAHAYA GEMILANG
- Saddharma Pundarika Sutra: BAB XXVIII NASEHAT SANG BODHISATVA SAMANTABADRA