Articles by alphabetic order
A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z
 Ā Ī Ñ Ś Ū Ö Ō
1 2 3 4 5 6 7 8 9 0


Saddharma Pundarika Sutra: BAB V PERBANDINGAN DENGAN TANAMAN

From Tibetan Buddhist Encyclopedia
Jump to navigation Jump to search

Pada saat itu Yang Maha Agung menyapa Sang Maha Kasyapa dan para pengikut agung lainnya : “Baik ! Baik ! Kasyapa, Engkau telah memaklumkan dengan baik tentang jasa-jasa yang nyata dari Sang Tathagata. Memang demikianlah adanya seperti apa yang telah engkau katakan. Lagi pula Sang Tathagata mempunyai jasa-jasa yang maha besar, tak terbatas dan tak terhitung yang seandainya engkau membicarakannya selama berkoti-koti kalpa yang tak terbatas, maka tiada engkau akan bisa menyatakannya dengan sepenuh-penuhnya.

Ketahuilah, Kasyapa ! Sang Tathagata itu ialah Raja dari Hukum Kesunyataan. Apapun juga yang Beliau nyatakan itu semuanya tiada yang salah. Beliau mengajarkan semua hukum-hukum kesunyataan itu dengan arif dan penuh kebijaksanaan. Hukum Kesunyataan yang Beliau khotbahkan semuanya menjurus ke tingkat pengetahuan agung. Sang Tathagata melihat dan mengetahui apa yang baik dari semua hukum-hukum itu dan mengetahui juga apa yang sedang dilakukan oleh para mahluk jauh dalam hati mereka; Beliau dapat mengetahuinya tanpa mengalami hambatan. Lebih-lebih lagi, Beliau memiliki pengertian yang mendalam tentang semua hukum kesunyataan dan Beliau mengajarkan kepada seluruh mahluk hidup tentang kebijaksanaan dari pengetahuan agung ( ilmu supaya menjadi Maha Mengetahui).

Kasyapa ! Bayangkanlah, jika didalam jutaan dunia sedang tumbuh tanam-tanaman, pepohonan, semak-semak, hutan-hutan dan akar-akaran dari bermacam-macam jenis dengan nama dan warna yang berbeda-beda, diatas gunung-gunung, disepanjang sungai dan tebing-tebing, dilembah-lembah dan didaratan-daratan. Awan yang tebal tersebar luas dimana-mana dan melingkupi seluruh jutaan dunia dan mencurahkan hujannya secara merata dan serentak. Kebasahannya pada umumnya menyuburkan tanam-tanaman, pepohonan, semak-semak, hutan-hutan, dan akar-akaran dengan akar-akar mereka yang kecil, batang-batang yang kecil, ranting-ranting yang kecil dan daun-daun yang kecil. Akar-akar mereka yang berukuran sedang, batang-batang yang sedang, ranting-ranting yang sedang, daun-daun yang sedang, akar-akar mereka yang besar, batang-batang yang besar, ranting-ranting yang besar, daun-daun yang besar, setiap pohon-pohonan yang besar maupun yang kecil, menurut kapasitasnya yang tinggi, tengahan ataupun yang rendah, menerima bagiannya masing-masing.

Dari hujan yang berasal dari satu awan, masing-masing menurut jenisnya sendiri yang memperoleh perkembangan alaminya, berkembang dan berbuah. Meskipun dihasilkan diatas sebidang tanah yang sama dan dibasahi dengan hujan yang sama pula, tetapi tanam-tanaman ini semuanya berbeda.

“Ketahuilah, Kasyapa ! Sang Tathagata juga seperti hal ini; Beliau muncul di dunia seperti timbulnya awan tebal itu. Secara universil, Beliau memancarkan seruan agungnya ke seluruh dunia para dewa dan manusia serta asura, seperti halnya awan tebal tadi yang dimana-mana menutupi jutaan dunia. Didalam pesamuan agung Beliau mengatakan hal-hal ini : “Aku adalah Sang Tathagata, Yang Maha Mulia, Maha Bijaksana, Yang Telah Mencapai Penerangan Agung, Yang Telah Mencapai Kebebasan Yang Sempurna, Maha Tahu Tentang Dunia, Pemimpin Yang Tiada Bandingnya, Maha Pengatur, Guru dari Para Dewa dan Manusia, Sang Buddha Yang Maha Agung. Mereka yang belum selamat, Akulah yang menyelamatkan; mereka yang belum bebas dari belenggu, Akulah yang membebaskan; dan mereka yang belum terhibur, akan terhibur; serta mereka yang belum mencapai Nirvana, akan mencapai Nirvana. Aku tahu benar keadaan dunia sekarang ini dan dunia yang mendatang seperti keadaan senyatanya.

Aku Maha Tahu, Maha Melihat, Maha Mengetahui Tentang Jalan, Pembuka Jalan itu, Pengkhotbah Jalan itu. Datanglah kepadaKu, kalian semua para dewa, manusia dan asura untuk mendengarkan Hukum Kesunyataan ini.” Pada saat itu beribu-ribu koti yang tak terhitung dari segala tingkatan mahluk mendatangi Sang Buddha untuk mendengar Hukum Kesunyataan itu. Kemudian Sang Tathagata yang mengetahui tentang kekuatan alami dari para mahluk ini, yang cerdas maupun yang bodoh, bersemangat atau tidak, maka sesuai dengan kemampuan mereka ini, Beliau mengkhotbahkan Hukum itu kepada mereka dengan cara yang bermacam-macam dan berbeda-beda, dan hal ini menyebabkan mereka sangat bergembira dan berbahagia karena memperoleh keuntungan yang besar itu. Seluruh mahluk-mahluk hidup itu, setelah mereka mendengarkan hukum ini semuanya merasa terhibur dalam hidupnya yang sekarang dan sesudahnya akan terlahir dalam keadaan gembira dalam kesunyataan dan dalam mendengarkan Hukum Kesunyataan. Sesudah mendengar tentang hukum kesunyataan itu, mereka terbebaskan dari segala halangan-halangan dan sesuai dengan kemampuan mereka dalam semua hukum-hukum itu maka lambat laun mereka memasuki Jalan Agung.

“Seperti halnya dengan awan yang tebal itu, yang menurunkan hujannya kepada segala tanaman, tumbuh-tumbuhan, semak-semak, hutan-hutan, akar-akaran dan sesuai kehendak alamiah, hujan itu dengan sempurna menyuburkan benih-benih sehingga masing-masing tumbuh dan berkembang.

Mempunyai satu corak dan satu dasar yaitu kebebasan yang sempurna, kebebasan dari segala belenggu, kemusnahan dan akhirnya pencapaian tingkat Maha Mengetahui. Seandainya ada mahluk hidup yang mendengar tentang hukum dari Sang Tathagata kemudian memelihara, membaca, menghafalkan serta menjalankannya seperti apa yang telah dikhotbahkan oleh Beliau, maka hasil-hasil usaha mereka itu tidak akan dapat membawa mereka ke suatu pemahaman tentang hakekat-hakekat mereka sendiri.

Karena betapapun juga hanyalah Sang Tathagata yang mengetahui dengan baik tentang benih, bentuk, pengejawantahan dan hakekat dari seluruh mahluk-mahluk hidup ini, hal apa yang sedang mereka bayangkan, hal-hal apa yang sedang mereka pikirkan, hal-hal apa yang sedang mereka lakukan, bagaimana mereka membayangkannya, bagaimana mereka memikirkannya, bagaimana mereka menjalankannya, dengan hukum apa mereka membayangkan, dengan hukum apa mereka memikirkan, dengan hukum apa mereka melaksanakan, dan dengan hukum apa mereka mencapainya.

Hanyalah Sang Tathagata yang benar-benar mengerti dengan jelas dan tanpa rintangan tentang tingkatan-tingkatan dimana segala mahluk hidup itu sedang berada; seperti halnya dengan tanaman-tanaman tadi, pohon-pohonan, semak-semak, hutan-hutan, akar-akaran, dan orang lain tidak mengetahui sifat-sifat mereka sendiri yang luhur, sedang atau rendah.

Sang Tathagata mengetahui kelompok hukum yang hakiki yaitu kebebasan yang sempurna, kebebasan dari segala ikatan, kemusnahan, nirvana akhir dari ketenangan abadi, tiada akan tumimbal lahir lagi di dunia fana ini. Sang Buddha yang mengetahui dan melihat watak dari semua mahluk-mahluk itu, maka Beliau membantu dan melindungi mereka. Karena alasan inilah maka Beliau tidak menerangkan dengan segera tentang Kebijaksanaan Agung Yang Sempurna.

Kasyapa ! dan kalian semua ! alangkah anehnya jika kalian semua dapat memahami Hukum yang dikhotbahkan oleh Sang Tathagata yang Beliau rasa sesuai dan mampu mempercayai serta menerimanya. Karena Hukum yang dikhotbahkan oleh para Buddha yang Maha Agung yang mereka anggap sesuai dengan kenyataannya adalah sulit dipercaya dan sukar dipahami.”

Pada saat itu Sang Buddha menyatakan ajaran ini kembali dalam syair:

Sang Raja Hukum Kesunyataan muncul di dunia
Menghancurkan segala bentuk perwujudan
Beliau mengkhotbahkan Hukum Kesunyataan
Dengan cara yang berbeda-beda

Beliau adalah Sang Tathagata yang maha mulia
Yang mengatasi semua kebijaksanaan
Sudah sekian lama sudah beliau merahasiakan
Kebenaran yang mutlak dan yang hakiki ini
Tidak berusaha untuk menjelaskannya segera

Bila para bijaksana mendengarnya
Dapat menyakini dan menghayatinya
Maka keraguan dan ketidak percayaan
Akan segera lenyap sirna dari hatinya

Oleh karena itu O’Kasyapa
Sesuai dengan daya kekuatan
Aku akan berkhotbah kepada mereka
Dengan berbagai cara dan metode
Untuk membawa mereka kepandangan benar

Ketahuilah O’Kasyapa
Bagaikan awan tebal di atas bumi
Meliputi alam semesta ini
Awan yang berfaedah penuh dengan kelembutan
Cahaya kilat memancar terang menyilaukan
Suara guntur menggeletar di kejauhan
Membawa kegembiraan dan ketenangan
Sinar matahari diselubungi awan
Sehingga bumi menjadi sejuk dingin
Awan kian merendah dan merata
Seakan-akan dapat diambil dan dikumpulkan
Menurunkan hujan secara merata dimana-mana
Turun disegala belahan bumi mengalir
Dan menumpahkan airnya disemua kawasan
Menyuburkan seluruh bumi pertiwi

Tumbuhlah lalu diatas pegunungan
Disepanjang tepi sungai ditebing curam
Segala tanaman, pepohonan dan tetumbuhan
Pepohonan yang besar dan yang kecil
Pohon padi yang buahnya menguning keemasan
Tanaman tebu dan anggur tumbuh subur
Disebabkan karena curahan hujan
Yang memberikan hasil melimpah

Dari air hujan yang tercurah dari awan
Tetanaman, pepohonan, semak belukar dan hutan
Semuanya menerima kebasahan menurut kebutuhan
Demikian pula seluruh pepohonan yang tinggi
Yang sedang maupun yang rendah menerima air
Sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan

Semuanya menjadi tumbuh berkembang
Akar, batang, dahan dan daun tumbuh subur
Berbunga dan berbuah dalam warna gemilang
Ini semua berkat manfaat dari air hujan
Semuanya menjadi segar dan berkilauan

Seperti halnya dengan tubuhnya
Bentuknya dan sifat-sifatnya terbagi-bagi
Dalam bentuk yang besar dan yang kecil
Demikian pula halnya dengan hujan
Yang menyuburkan padi meskipun satu dan sama
Namun membuat masing-masing berkembang

Sang Buddhapun dengan sikap serupa
Muncul di dunia ibarat awan bergumpal dilangit
Yang meliputi seluruhnya, tanpa kecualinya

Dan setelah Sang Buddha dating di dunia
Demi untuk kepentingan seluruh mahluk hidup
Mengumumkan dan memaklumkan kenyataan
Dari semua hokum kesunyataan yang ada

Sang Buddha Yang Maha Suci
Diantara para dewa dan manusia
Dan diantara seluruh mahluk lainnya
Memaklumkan Hukum ini dengan bersabda
“Aku Sang Tathagata yang maha mulia
Diantara para manusia dating kedunia ini
Bagaikan gumpalan awan yang tebal
Mencurahkan kesuburan kepada semuanya
Mahluk-mahluk yang mengalami kekeringan
Membebaskan mereka semua dari kesengsaraan
Untuk kemudian mencapai kebahagiaan dan kedamaian
Gembira didunia dan gemerlapan di Nirvana

Para dewa dan manusia dengan sepenuh hati
Semuanya mendengarkan Aku
Datanglah kalian kemari dan saksikanlah
Yang Maha Mulia yang tiada taranya
Akulah Yang Maha Agung yang tiada bandingannya
Untuk memberikan kedamaian pada seluruh mahluk
Aku dating didunia untuk mengkhotbahkan
Hukum Kesunyataan yang suci ini pada kalian
Yang bagaikan embun yang bening hening
Satu-satunya Hukum Kesunyataan yang menuntun kita
Untuk mencapai kebebasan Nirvana

Dengan suara yang tiada bandingannya
Aku umumkan hakekat dari Hukum
Kesunyataan ini
Dengan tiada henti-hentinya mengambil kendaraan besar
Sebagai pokok dari ajaran yang akan diberikan
Aku memandang seluruh mahluk hidup
Dimana-mana dengan mata yang sama
Tanpa membeda-bedakan seseorang
Tanpa menyayangi ataupun menbencinya

Karena aku tidak mempunyai kegemaran
Atau watak yang pilih kasih pada siapapun
Aku khotbahkan Hukum ini dengan adil
Begitu Aku berkhotbah untuk satu orang
Begitu Aku berkhotbah untuk banyak orang
Dengan terus continue Aku umumkan kemana-mana
Hukum Kesunyataan ini tanpa dipengaruhi
Oleh perasaan apapun yang tersirat dihatiku

Waktu pergi dan datang, duduk dan berdiri
Aku tidak pernah merasa letih dan lelah
Ibarat curahan hujan mengenangi bumi
Yang telah menyuburkan jagat raya ini

Mereka yang berwatak agung
Adalah sebagai Pemelihara Hukum Kesunyataan ini
Dan mereka yang berwatak buruk
Sebagai Perusak Hukum Kesunyataan ini
Demikian pula kepada yang cerdas dan yang bodoh
Dengan perasaan yang sama Aku mencurahkan
Hujan Hukum Kesunyataan ini tanpa merasa lelah

Seluruh mahluk-mahluk hidup
Setelah mendengar Hukum KesunyataanKu
Sesuai dengan daya pikiran mereka
Menemukan kembali kediamannya dibeberapa tempat
Sebagai hidup merana diantara para dewa
Atau diantara manusia atau para raja-raja
Pemutar Roda Dharma atau Sakra, para Brahma
Dan para raja-raja yang lainnya

Semuanya ibarat pohon obat-obatan kecil
Mereka semua memahami hokum yang sempurna ini
Yang dapat mengantarkannya sampai Nirvana
Yang dapat mengolah dan membina kemampuannya
Yang tidak dapat dilukiskan
Memperoleh tiga pandangan kesunyataan

Mereka yang tinggal dihutan sendirian
Yang selalu tekun melaksanakan Samadhi
Dan memperoleh tingkat Pratyeka Buddha
Semuanya ini ibarat seperti tanaman obat
Yang bentuknya lebih besar
Mereka yang mencari Kesempurnaan Buddha
Dengan ketetapan hati bertekad;
“Kita akan menjadi Buddha

Mereka yang melaksanakan kegiatan dan meditasi
Diibaratkan sebagai tanaman obat yang terbesar
Mereka ini adalah putra-putra Buddha
Yang dengan tulus berjalan di jalan Sang Buddha
Senantiasa menjalankan kasih sayang
Meyakinkan diri bahwa mereka akan menjadi Buddha
Dengan pasti dan yakin tanpa ragu-ragu
Semuanya ini diibarat sebagai semak-semak
Mereka yang dengan teguh berdiam didalam kemampunannya
Yang sama sekali tidak dapat digambarkan

Yang Memutar Roda Dharma yang selalu maju
Yang menyelamatkan beratus ribu koti
Mahluk yang tiada terbatas banyaknya
Bodhisatva semacam ini diibaratkan pepohonan

Khotbah Sang Buddha yang merata tersebar
Diibaratkan sebagai hujan namun para mahluk
Sesuai dengan kemampuannya dan alaminya
Menerimanya secara berbeda-beda
Seperti halnya tetanaman dan pepohonan
Masing-masing menerimanya berbeda-beda

Sang Buddha dalam perumpamaan ini
Dengan bijaksana mengajarkannya
Dengan berbagai macam pernyataan
Memaklumkan Hukum Kesunyataan itu
Tetap dari kebijaksanaan Sang Buddha
Bagaikan satu titik didalam samudra
Aku curahkan hujan Hukum Kesunyataan

Yang mengisi seluruh alam semesta
Satu hokum yang hakiki dan mutlak
Hendaknya dilaksanakan sesuai kemampuan

Seperti halnya dengan semak-semak
Hutan-hutan, tumbuhan obat dan pepohonan
Menurut ukuran mereka masing-masing
Berkembang dengan suburnya

Hukum dari para Buddha senantiasa Esa Hakiki
Menyebabkan seluruh dunia mendapatkan
Kesejahteraan yang sempurna yang lambat laun
Berkat pengetahuannya
Seluruhnya nanti akan mencapai Jalan Kebahagiaan

Para Sravaka dan Pratyeka Buddha
Yang berdiam di hutan belantara
Semuanya dalam penitisan terakhir
Karena mendengar Hukum Kesunyataan ini
Akhirnya mereka mencapai kebahagiaan

Semuanya ini diibaratkan sebagai tetumbuhan obat
Yang masing-masing mengalami pertumbuhan
Seperti halnya dengan para Bodhisatva Yang Bijaksana
Telah dapat menembus Tribuana
Mencari kendaraan yang maha agung
Yang semuanya ini diibaratkan sebagai semak-semak
Yang pertumbuhannya semakin baik dan subur

Mereka yang menjalankan meditasi
Memperoleh kekuatan yang tak terbayangkan
Mereka yang mendengarkan ajaran tentang kehampaan
Sangat bergembira didalam hati mereka
Memancarkan cahaya-cahaya yang tak terbatas
Menyelamatkan seluruh mahluk hidup
Semuanya ini diibaratkan sebagai pepohonan
Yang pertumbuhannya semakin meningkat

Seperti inilah O’Kasyapa
Hukum yang telah dikhotbahkan Sang Buddha
Ibarat gumpalan awan tebal yang mencurahkan
Hujan yang mempunyai jenis yang sama
Memperkaya manusia dan bunga-bungaan
Sehingga masing-masing berbuah

Ketahuilah O’Kasyapa
Dengan berbagai kiasan dan perumpamaan
Aku ajarkan Jalan Sang Buddha
Inilah caraku yang penuh kebijaksanaan
Para Buddhapun pada berbuat sama
Seperti apa yang telah kukatakan pada kalian
Adalah kebenaran yang sangat sempurna

Seluruh Sravaka belum mencapai Nirvana
Jalan yang Engkau lalui Jalan Bodhisatva
Dengan mempelajarinya dengan terus-menerus
Dan mengamalkannya dengan tekun
Kalian semua akan menjadi Buddha.

Read Further

Source

fodian.net